Thursday 1 January 2009

Romantisme Shanghai - Beijing



Juli 2008, ini merupakan kali pertama bagi saya mengunjungi kota Shanghai. Selama 2 minggu saya akan berada di kota ini, yang artinya akan banyak waktu untuk menjelajah kota ini selain waktu untuk training, tujuan utama ke Shanghai.

Dua minggu training di Shanghai artinya akan ada 2 full days tanpa harus hadir training alias libur. Hei, We’re in the China right now, le’s explore another cities here!!..Akhirnya saya putuskan explore alias berwisata ke kota Beijing pada 2 hari libur tersebut.

Kunjungan ke Beijing merupakan kali kedua bagi saya. Namun pada kunjungan pertama di tahun 2005, semuanya teroganizir lewat travel agent: pesawat, hotel, dan keperluan makan sudah ditangani oleh travel agent tersebut. Makanya kali ini saya putuskan untuk wisata Beijing ala back packer.

Saya sadar bahwa bahasa akan menjadi kendala bagi wisatawan asing di China, berkat rekomendasi trainer saya (warganegara Pakistan), saya menggunakan jasa pemandu seorang mahasiswa di Beijing bernama Zhang. Setelah berkorespondensi via SMS dengan Zhang, kita sepakat mengenai harga, lokasi tujuan, dsb. Dengan lokasi pertemuan adalah di stasiun KA Beijing.

Saya mulai perjalanan dengan MRT (Mass Rapid Transport) seharga 4 Yuan untuk menuju stasiun Kereta Api. Sesampainya di stasiun KA di Shanghai, saya menuju loket bertuliskan English Service, untuk menjamin bahwa saya akan berkomunikasi lancar dengan petugas loket. Hmm..rupanya saya harus antri...

Selama antri, banyak orang yang menghampiri saya, tampaknya menawarkan sesuatu atau malah meminta sesuatu. Saya terus dalam posisi waspada, mengingat saya tidak mengerti apa yang mereka katakan. Juga khawatir bahwa mereka adalah pencopet, dsb, spt halnya banyak terdapat di tempat keramaian di Indonesia.

Akhirnya sampai juga didepan petugas loket. Petugas bertanya : Hardsleeper or Softsleeper? Waduh bingung saya!!. Akhirnya saya menanyakan apa perbedaan antara Hardsleeper dan Softsleeper. Setelah mendapat penjelasan seadanya maklum bahasa Inggris mereka kurang sempurna, saya memilih kelas HardSleeper untuk pergi ke Beijing, sementara untuk pulangnya : dari Beijing ke Shanghai saya akan memilih kelas SoftSleeper. Dengan alasan : saya ingin tahu apa perbedaan kelas tersebut. Dah!!!...

Setelah bertanya ke sesama turis asing yang saya fikir jauh lebih baik bahasa Inggrisnya, akhirnya saya antri untuk masuk ke dalam kereta.

Wow, ternyata gerbong keretanya lebih besar dari rata-rata gerbong KA di Indonesia (at least menurut saya). Dan tatkala saya masuk gerbong, ternyata tidak seperti KA di Indonesia. Tempat duduknya berbentuk tempat tidur tingkat. Dan setiap tempat tidur tersebut terdiri dari 3 tingkat!!. Dan saya mendapat tempat tidur dengan posisi paling atas, yang baru saya ketahui, artinya memiliki harga tiket paling murah!!! Hahaha....

Namun kondisi KA-nya bersih, rapih, dengan bantal dan selimut putih cemerlang!! Sangat nyaman. Kondisi tempat tidur ini jauh lebih nyaman dibandingkan saya harus menempuh perjalanan jauh dan tidur dalam kondisi duduk. Karena malam, saya memilih menghabiskan buku yang saya baca, sementara kondektur kereta membagikan air panas untuk minum. Beberapa lama kemudian kondektur merapikan sepatu-sepatu penumpang, menutup korden jendela, dan kemudian lampu gerbong mulai redup. Terlelaplah saya dalam kereta tsb...


2 comments:

  1. Seru sekali perjalanan dengan kereta apinya, kapan Indonesia punya kereta api seperti itu? dengan pelayanan yang profesional dan tulus

    ReplyDelete
  2. Iya, kenapa KA gak menjadi backbone dari sistem transportasi Indonesia,malah pemerintah menitikberatkan pada pembangunan jalan, yang notabene akan menambah jumlah mobil

    ReplyDelete